Sunday, July 5, 2015

Pak Kewut

Ahhh kereta ekonomi... Kereta kelas ekonomi seperti biasa. Setelah kereta datang saya bergegas naik dan mencari tempat duduk saya seperti yang tertera pada tiket yaitu gerbong 3 nomor 11D. Akhirnya sampai juga di nomor 11, di nomor 11E tampak seorang bapak tua sendirian mengenakan baju koko merah dan dihadapannya ada seorang ibu muda dan anak perempuan yang masih kecil. Ah mungkin mereka bertiga keluarga, pikir saya. Setelah tidak sengaja mendengarkan ibu dan bapak tua itu ngobrol ternyata mereka bukan keluarga.
Saya sempat risih dan meremehkan karena duduk dengan orang tua bukan karena apa tapi itulah. 5 menit setelah saya duduk di samping bapak tua itu, ada seorang wanita muda tiba - tiba memberi makanan kepada bapak tua itu sembari mengatakan "ini sedikit makanan untuk buka puasa pak". Saya melihat kearah bapak tua itu dengan heran, bapak tua menjelaskan "ibu itu dokter dan dosen di UGM barusan banyak tanya - tanya tentang agama". Tentang agama? saya semakin penasaran dengan bapak tua satu ini.
seperti percakapan pada kereta sebelum - sebelumnya, bapak tua itu menanyakan kepada saya turun mana, di jogja kuliah? jurusan apa? ngekos? harga kosnya berapa? dll. tidak sopan sepertinya jika saya tidak menanyakan hal serupa tentang bapak tua ini. dan pada akhirnya timbullah percakapan diantara kami.  entah dari pertanyaan saya yang mana, bapak tua itu menjelaskan kalau bapak tua itu semasa muda pernah sekolah di Al-Azar mesir. saya semakin penasaran dengan bapak tua ini bagaimana bisa ke mesir. saya tak sungkan -sungkan menanyakan bagaimana caranya sampai ke mesir? dan subhanallah sekali jawaban dari bapak tua ini, "saya bisa ke mesir karna pertolongan Allah mbak, toh saya anak yatim, gak punya uang, saya sering ke masjid dan tiba- tiba ada orang yang ngajak saya ke mesir". setelah dimesir bapak tua itu dipercaya sebagai ketua rombongan haji, so berarti uda haji berkali - kali bapak tua yang sempat saya remehkan ini.
dalam perjalanan bapak tua ini lah yang banyak bercerita daripada saya. mulai dari agama islam yang mulai terpecah belah, karena banyak paham - paham yang baru yang tidak sesuai dengan ajaran Rasul. cerita tentang banyak suami yang meninggalkan istri (tapi tidak bagitu mengerti karena belum punya suami haha), dan cerita yang paling saya dengarkan adalah tentang mahasiswa yang ngekos ataupun ngontrak dan sering membawa lawan jenis ke kosnya. Wajah bapak ini tampak prihatin melihat kelakuan anak2 seperti itu. "boleh mbak berteman dengan banyak cowok, tapi nanti jodoh sudah ada yang ngatur, jaga kehormatan" nasehat bapak tua itu, yang mungkin sedikit membuat saya berpikir. "mbak sekarang tugasnya cuma belajar, orangtua senang kalo mbak bisa lulus cepat" kata bapak tua itu. disitu saya benar - benar tersinggung dan menangis.
"mbak bisa baca Al-quran ?", tanya bapak tua itu. "bisa pak", jawab saya. "bisa tafsir juga mbak?, tanyak bapak lagi. "belum pak", kata saya. "nah mbak gimana bisa perbaiki akhlak mbak kalo gak paham Al quran? mbak tau sekarang salahnya dimana" kata bapak tua itu. nah itu mungkin sedikit percakapan yang sampai sekarang saya pikirkan. dari sekian banyak nasehat dari pak tua itu bapak tua itu lebih menekankan pada akhlak anak dan tanggung jawab kepada orang tua. mungkin bapak tua itu tahu, kalau saya banyak dosa dari kedua itu :(
pelajaran yang dapat di ambil dari cerita diatas adalah jangan pernah meremehkan orang baik tua maupun muda dan mulailah berkomunikasi dengan orang - orang baru, karena ilmu dan hidayah tidak tahu asal mulanya. sungguh banyak pelajaran yang dapat saya ambil dari bapak yang mungkin berusia 70an tahun dan belum bisa saya tuliskan semua disini. terima kasih pak haji :)
This entry was posted in

Wednesday, June 10, 2015

GEODESI : Lokasi Alternatif Gedung di Kaki Gunung

        Dalam membangun sebuah bangunan atau membeli rumah seringkali seseorang memiliki banyak pertimbangan, seperti akses jalan keluar masuk kendaraan, tingkat keramaian, jauh dekat dengan pusat perbelanjaan dll. Sering kali kita jumpai di TV beberapa iklan yang menawarkan sebuah apartemen mewah dengan berbagai fasilitas pendukung dan akses keluar masuk untuk apartemen itu sendiri. Seperti akses menuju jalan tol hanya 10 menit, dari pusat perbelanjaan 20 menit, 5 menit untuk menuju sekolah dll.  Kemudahan akses dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk semua orang.
   Kemudian timbullah pertanyaan, bagaimana seorang developer dapat membangun suatu bangunan dengan jarak tertentu dari suatu lokasi tertentu ? seperti halnya akan membangun suatu bangunan dikaki gunung bagaimana cara mencari lokasi alternatif berdirinya bangunan yang aman untuk sebuah bangunan yang berada dikaki gunung ? jawabannya adalah dengan melakukan analisis spasial.
        Sebagai ahli SIG, diminta untuk menentukan lokasi alternatif bangunan “Gedung” untuk keperluan pengamatan gunung, yaitu Gunung Merapi dan Gunung Gepak dalam suatu lokasi dengan persyaratan lokasi adalah :
  1. Lokasi bangunan tersebut berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
  2. Lokasi bangunan berada paling dekat 17,5 km dari puncak kedua gunung tersebut, dan tidak lebih dari 30 km dari puncak kedua gunung tersebut.
  3. Agar terhindar dari dari getaran dan kebisingan bangunan tersebut harus berada minimal berjarak 2 km dari rek kereta api.
  4. Agar bangunan tersebut mudah diakses, maka letaknya berada di pinggir jalan atau maksimal berjarak 100 m dari jalan yang sudah ada.
  5. Agar terhindar dari bahaya banjir, maka lokasi harus jauh dari sungai atau jaraknya paling dekat 2 km dari sungai.

           Dari ketentuan – ketentuan diatas maka data yang kita butuhkan adalah peta desa wilayah DIY yang dilengkapi lokasi kedua gunung (G. Merapi dan G.Gepak), jalan raya, sungai dan rel kereta api. Analisis spasial dapat dilakukan dengan menggunakan Software ArcMap. 
Untuk mememenuhi syarat yang kedua Lokasi bangunan berada paling dekat 17,5 km dari puncak kedua gunung tersebut, dan tidak lebih dari 30 km dari puncak kedua gunung tersebut. Maka dilakukan buffer dari kedua gunung sebesar 15km dan 30 km.


       Kemudian untuk mememenuhi Agar terhindar dari dari getaran dan kebisingan bangunan tersebut harus berada minimal berjarak 2 km dari rek kereta api. Maka dilakukan buffer dari rel kereta api sebesar 2km.


           Agar bangunan tersebut mudah diakses, maka letaknya berada di pinggir jalan atau maksimal berjarak 100 m dari jalan yang sudah ada. Maka dilakukan buffer dari rel kereta api sebesar 100 m. 


          Agar terhindar dari bahaya banjir, maka lokasi harus jauh dari sungai atau jaraknya paling dekat 2 km dari sungai. Maka dilakukan buffer dari sungai sebesar 2 km.



            Maka dari peta diatas dapat dilihat lokasi – lokasi yang aman untuk pembangunan bangunan pengamatan kedua gunung. Berikut nama – nama desa dan lokasi desa yang merupakan lokasi yang memenuhi persyaratan diatas untuk pembangunan bangunan gedung pengamatan : 





Monday, June 8, 2015

Orienteering

Olah raga merupakan suatu kegiatan yang dapat dilakukan oleh semua kalangan, dari anak – anak, remaja, dewasa hingga tua dan baik pria maupun wanita. Olah raga dapat membuat badan lebih segar, mengurangi strees, memperlancar peredaran darah, hingga mempertahankan daya tahan tubuh. Banyaknya cabang olahraga dapat membuat masyarakat tidak perlu bingung untuk memilih cabang yang cocok untuk dirinya. Mulai dari catur, sepak bola, lari, senam, renang, panjat sampai dengan orienteering.
Orienteering merupakan salah satu  olah raga dimana seorang orienteer ( pelaku orienteering) menggunakan peta dan kompas untuk menemukan titik – titik yang ada di permukaan bumi. Orienteering tidak asing bagi seorang pecinta alam, olahraga ini sangat bermanfaat jika kita berada di hutan dan ingin mengetahui posisi kita berada hanya dengan membaca peta dan kompas.

Gambar 1. Peta Orienteering

Tidak hanya itu, orienteering juga merupakan olahraga yang sering dilombakan. Jalur orienteering terdiri dari start, rangkaian titik, dan finish. Peserta dapat berjalan maupun berlari dengan cepat untuk mencari dan menuju titik tersebut di lapangan. Untuk membuktikan orienteer telah sampai pada titik yang dituju, orienteer menggunakan punch sebagai pelubang kertas untuk menandai bahwa orienteer telah sampai pada titik tersebut, setiap titik memiliki kode punch berbeda – beda. Sehingga paniti dapat membaca orienteer telah berhasil pada titik mana saja.

Tuesday, May 12, 2015

GEODESI : Peta Tematik

Peta Tematik adalah peta yang menyajikan tema tertentu dan untuk kepentingan tertentu. (Badan Informasi Geospasial). Dengan perkembangan teknologi peta dapat diproduksi dengan mengunakan software pendukung, misal arcgis, autocad dll. Berikut hasil peta yang diolah menggunakan arcgis :

Monday, April 13, 2015

GEODESI : Sejarah Peta


Peta merupakan gambaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang memiliki skala dan sistem proyeksi tertentu. Dengan berkembangnya zaman peta dapat digunakan dalam berbagai bidang, tidak hanya pada bidang perencanaan dan kontruksi namun peta juga dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan.
Sejarah mencatat peta Indonseia pertama adalah peta navigasi pelayaran yang dibuat oleh Laksamana Cheng Ho dari China ketika melakukan pelayaran di Indonesia pada abad ke 15.
Sekitar tahun 1595 dilanjutkan oleh Belanda dengan VOCnya melakukan survei dan pemetaan guna menginventarisasi kekayaan hayati indonesia dan upaya mencari jalur ke daerah rampah - rempaah, karena Indonesia merupakan negeri dengan rempah – rempah yang melimpah.
Untuk meningkatkan SDM dalam pembuata peta, pada tahun 1792 dibentuklah sekolah untuk mendidik tenaga teknik, khususnya surveyor pemetaan.
Tidak hanya peta topografi militer saja yang diproduksi waktu itu, belanda juga membuat peta pelayaran yang berisikan informasi peringatan tanda bahaya untuk navigasi laut.

[peta buatan VOC]
Pada awal abad 20, dari 500 orang yang bekerja di dinas topografi sebagian besar adalah orang Indonesia, yang bertugas untuk membuat peta topografi Indonesia.
Pada tahun 1939 Ferdinand Jan Ormeling dari Belanda menerbitkan Atlas yang merupakan kumpulan peta selama 90 tahun kegiatan Survei dan Pemetaan. Pembuatan Atlas pada saat itu merupakan prestasi yang luar biasa di dunia.
Pembuatan peta daratan dan navigasi pada saat itu hanya ditunjang dengan pengetahuan ilmu falak atau kosmologi dan dengan menggunakan alat sederhana berupa kompas dan theodolit. Theodolit berfungsi untuk mengukur sudut vertikal dan horizontal suatu jarak di muka bumi.


(Sumber : Ikawati, Yuni; Ratih, Dwi : Survei dan Pemetaan Nusantara, Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional, 2009