Wednesday, June 10, 2015

GEODESI : Lokasi Alternatif Gedung di Kaki Gunung

        Dalam membangun sebuah bangunan atau membeli rumah seringkali seseorang memiliki banyak pertimbangan, seperti akses jalan keluar masuk kendaraan, tingkat keramaian, jauh dekat dengan pusat perbelanjaan dll. Sering kali kita jumpai di TV beberapa iklan yang menawarkan sebuah apartemen mewah dengan berbagai fasilitas pendukung dan akses keluar masuk untuk apartemen itu sendiri. Seperti akses menuju jalan tol hanya 10 menit, dari pusat perbelanjaan 20 menit, 5 menit untuk menuju sekolah dll.  Kemudahan akses dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk semua orang.
   Kemudian timbullah pertanyaan, bagaimana seorang developer dapat membangun suatu bangunan dengan jarak tertentu dari suatu lokasi tertentu ? seperti halnya akan membangun suatu bangunan dikaki gunung bagaimana cara mencari lokasi alternatif berdirinya bangunan yang aman untuk sebuah bangunan yang berada dikaki gunung ? jawabannya adalah dengan melakukan analisis spasial.
        Sebagai ahli SIG, diminta untuk menentukan lokasi alternatif bangunan “Gedung” untuk keperluan pengamatan gunung, yaitu Gunung Merapi dan Gunung Gepak dalam suatu lokasi dengan persyaratan lokasi adalah :
  1. Lokasi bangunan tersebut berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
  2. Lokasi bangunan berada paling dekat 17,5 km dari puncak kedua gunung tersebut, dan tidak lebih dari 30 km dari puncak kedua gunung tersebut.
  3. Agar terhindar dari dari getaran dan kebisingan bangunan tersebut harus berada minimal berjarak 2 km dari rek kereta api.
  4. Agar bangunan tersebut mudah diakses, maka letaknya berada di pinggir jalan atau maksimal berjarak 100 m dari jalan yang sudah ada.
  5. Agar terhindar dari bahaya banjir, maka lokasi harus jauh dari sungai atau jaraknya paling dekat 2 km dari sungai.

           Dari ketentuan – ketentuan diatas maka data yang kita butuhkan adalah peta desa wilayah DIY yang dilengkapi lokasi kedua gunung (G. Merapi dan G.Gepak), jalan raya, sungai dan rel kereta api. Analisis spasial dapat dilakukan dengan menggunakan Software ArcMap. 
Untuk mememenuhi syarat yang kedua Lokasi bangunan berada paling dekat 17,5 km dari puncak kedua gunung tersebut, dan tidak lebih dari 30 km dari puncak kedua gunung tersebut. Maka dilakukan buffer dari kedua gunung sebesar 15km dan 30 km.


       Kemudian untuk mememenuhi Agar terhindar dari dari getaran dan kebisingan bangunan tersebut harus berada minimal berjarak 2 km dari rek kereta api. Maka dilakukan buffer dari rel kereta api sebesar 2km.


           Agar bangunan tersebut mudah diakses, maka letaknya berada di pinggir jalan atau maksimal berjarak 100 m dari jalan yang sudah ada. Maka dilakukan buffer dari rel kereta api sebesar 100 m. 


          Agar terhindar dari bahaya banjir, maka lokasi harus jauh dari sungai atau jaraknya paling dekat 2 km dari sungai. Maka dilakukan buffer dari sungai sebesar 2 km.



            Maka dari peta diatas dapat dilihat lokasi – lokasi yang aman untuk pembangunan bangunan pengamatan kedua gunung. Berikut nama – nama desa dan lokasi desa yang merupakan lokasi yang memenuhi persyaratan diatas untuk pembangunan bangunan gedung pengamatan : 





Monday, June 8, 2015

Orienteering

Olah raga merupakan suatu kegiatan yang dapat dilakukan oleh semua kalangan, dari anak – anak, remaja, dewasa hingga tua dan baik pria maupun wanita. Olah raga dapat membuat badan lebih segar, mengurangi strees, memperlancar peredaran darah, hingga mempertahankan daya tahan tubuh. Banyaknya cabang olahraga dapat membuat masyarakat tidak perlu bingung untuk memilih cabang yang cocok untuk dirinya. Mulai dari catur, sepak bola, lari, senam, renang, panjat sampai dengan orienteering.
Orienteering merupakan salah satu  olah raga dimana seorang orienteer ( pelaku orienteering) menggunakan peta dan kompas untuk menemukan titik – titik yang ada di permukaan bumi. Orienteering tidak asing bagi seorang pecinta alam, olahraga ini sangat bermanfaat jika kita berada di hutan dan ingin mengetahui posisi kita berada hanya dengan membaca peta dan kompas.

Gambar 1. Peta Orienteering

Tidak hanya itu, orienteering juga merupakan olahraga yang sering dilombakan. Jalur orienteering terdiri dari start, rangkaian titik, dan finish. Peserta dapat berjalan maupun berlari dengan cepat untuk mencari dan menuju titik tersebut di lapangan. Untuk membuktikan orienteer telah sampai pada titik yang dituju, orienteer menggunakan punch sebagai pelubang kertas untuk menandai bahwa orienteer telah sampai pada titik tersebut, setiap titik memiliki kode punch berbeda – beda. Sehingga paniti dapat membaca orienteer telah berhasil pada titik mana saja.