Libur semester III lalu saya mengisi liburan dengan magang di Kantor BPN Sidoarjo selama kurang lebih 3 minggu. Perijinan magang sudah mulai saya urus mulai dari sebelum libur semester tiba, tidak begitu rumit. Karena ini bukan program akademik maka tidak perlu membuat proposal, cukup dengan surat pengantar magang.
Hari senin adalah hari pertama saya memulai magang di Kantor BPN Sidoarjo. Pagi hari sekitar jam 6.30 saya berangkat bersama Bapak, yang kebetulan bekerja ditempat yang sama. Dengan hanya menggunakan baju seperti kuliah pada biasanya kemeja polos, celana jeans, tas ransle dan sepatu kets yang biasanya saya kenakan untuk kuliah. Tak lupa membawa surat pengantar magang untuk diberikan kepada Bapak kepala kantor.
Sesampainya dikantor saya diantar bapak untuk menemui kasubsi survei pengukuran dan pemetaan, Pak Santo. Beliau tampak cukup muda untuk menjadi seorang kasubsi. Pak Santo memberi sedikit gambaran teknis tentang tugas surveyor yang ada di BPN. Pengukuran di BPN menggunakan pita ukur, Total Station dan alat pendukung seperti GPS handheld ataupun GNSS CORS, yang paling sering digunakan adalah pita ukur dan Total Station. Alat yang digunakan tergantung daerah yang akan dipetakan. Pengukuran yang dilakukan oleh surveyor BPN adalah pemetaan bidang tanah secara planimetris, jadi yang diukur hanya batas – batas tanah, dengan tidak memperhatikan kontur. Dan hasilnya adalah berupa peta bidang. Pengukuran menggunakan pita ukur dan Total station sudah saya dapatkan pada semester I di matkul Ilmu ukur tanah dan pada semester III survei digital menggunakan Total Station.
Hari pertama magang saya tidak langsung turun ke lapangan untuk melakukan pengukuran, karena tidak ada surveyor yang menggunakan Total Station dan Pak Santo tidak menyarankan untuk ikut jika menggunakan pita ukur. Untuk hari pertama, saya masih belum bisa mengaplikasikan pelajaran Geodesi yang saya dapatkan waktu kuliah, yaitu pengukuran. Tetapi disisi lain saya banyak belajar menggambar menggunakan AutoCad untuk penggambaran peta bidang, yang sebelumnya belum pernah saya dapatkan waktu kuliah. Autocad tidak jauh beda dengan surpac yang pernah saya pakai sebelumnya. Aplikasi autocad disini dirancang khusus untuk BPN, sehingga peta yang telah tergambar dapat terintegrasi dengan peta-peta bidang yang telah tergambar sebelumnya. Namun dari segi tampilan dan konten tidak jauh beda dengan Autocad pada umumnya.
Berbeda dengan hari pertama yang hanya duduk santai dikantor dan main komputer, hari kedua ini saya berkenalan dengan salah satu petugas ukur seorang surveyor BPN beliau namanya pak Dedy, pak Dedy lah yang akan mengajak saya ke lapangan untuk beberapa hari kedepan. Wuwuwu... akhirnya ke lapangan juga. Sebelum berangkat kami menyiapkan peralatan pengukuran seperti 1 set total station, 1 buah statif, kompas dan 2 prisma pole. Dengan menggunakan mobil pribadi pak dedy kami meluncur menuju TKP, tepatnya disebuah tanah kavling yang baru saja dibangun untuk perumahan di daerah Sedati, Sidoarjo. Saat sampai di lokasi saya merasa bebas dan mendapatkan suasana yang baru, karena biasanya hanya praktek pada daerah kampus saja.
Seperti biasanya, sebelum melakukan pengukuran harus dilakukan survei lokasi guna untuk menentukan sketsa serta pemasangan titik – titik poligon. Untuk perumahan kali ini menggunakan 5 titik poligon utama. Tidak seperti pengukuran yang biasanya saya lakukan sewaktu praktek dikampus, pengukuran poligon saat itu hanya menggunakan 1 statif yang digunakan untuk berdiri Total Station, sedangkan prisma hanya menggunakan prisma pole yang dilengkapi dengan nivo tanpa menggunakan statif. Tak lupa ketika pertama kali pengukuran juga diperlukan pengukiran azimuth yang dilakukan dengan kompas. Namun dilihat dari segi pengukuran berbeda dengan langkah – langkah ketika praktek di kampus, jika biasanya mengukur keseluruhan titik – titik poligon yang dilanjutkan dengan hitungan sampai memenuhi bowdith tertentu, dan kemudian dilanjutkan pengukuran detil, namun saat itu tidak, Saat pengukuran poligon juga sekaligus dilakukan pengukuran detil batas – batas bidang tanah. Dengan begitu surveyor dapat menghemat waktu untuk tidak melakukan sentering terhadap 2 prisma jika berdiri di atas statif. Padahal sewaktu praktek di kampus, pengukuran situasi seperti berikut dapat memakan waktu sampai 1 semester. Tak hanya menghemat waktu pengukuran, dengan begitu juga dapat menghemat personil saat melakukan pengukuran itu sendiri dan terbukti pada saat itu juga hanya membutuhkan 3 orang personil, dengan 1 orang mengoprasikan total station dan 2 lagi memegangi prisma pole.
Cerita yang seperti ini bagus ditulis, menuliskan pengalaman pribadi dan memberikan pengetahuan bagi orang lain :) semangat :)
ReplyDeleteBagaimana bisa magang di BPN kak? Apakah daftar online dulu atau karna ada bapak yang bekerja disitu?
ReplyDeletetrimakasih tulisannya =)) sangat menarik
ReplyDeletetrimakasih tulisannya =)) sangat menarik
ReplyDelete