Ahhh kereta ekonomi... Kereta kelas ekonomi seperti biasa. Setelah kereta datang saya bergegas naik dan mencari tempat duduk saya seperti yang tertera pada tiket yaitu gerbong 3 nomor 11D. Akhirnya sampai juga di nomor 11, di nomor 11E tampak seorang bapak tua sendirian mengenakan baju koko merah dan dihadapannya ada seorang ibu muda dan anak perempuan yang masih kecil. Ah mungkin mereka bertiga keluarga, pikir saya. Setelah tidak sengaja mendengarkan ibu dan bapak tua itu ngobrol ternyata mereka bukan keluarga.
Saya sempat risih dan meremehkan karena duduk dengan orang tua bukan karena apa tapi itulah. 5 menit setelah saya duduk di samping bapak tua itu, ada seorang wanita muda tiba - tiba memberi makanan kepada bapak tua itu sembari mengatakan "ini sedikit makanan untuk buka puasa pak". Saya melihat kearah bapak tua itu dengan heran, bapak tua menjelaskan "ibu itu dokter dan dosen di UGM barusan banyak tanya - tanya tentang agama". Tentang agama? saya semakin penasaran dengan bapak tua satu ini.
seperti percakapan pada kereta sebelum - sebelumnya, bapak tua itu menanyakan kepada saya turun mana, di jogja kuliah? jurusan apa? ngekos? harga kosnya berapa? dll. tidak sopan sepertinya jika saya tidak menanyakan hal serupa tentang bapak tua ini. dan pada akhirnya timbullah percakapan diantara kami. entah dari pertanyaan saya yang mana, bapak tua itu menjelaskan kalau bapak tua itu semasa muda pernah sekolah di Al-Azar mesir. saya semakin penasaran dengan bapak tua ini bagaimana bisa ke mesir. saya tak sungkan -sungkan menanyakan bagaimana caranya sampai ke mesir? dan subhanallah sekali jawaban dari bapak tua ini, "saya bisa ke mesir karna pertolongan Allah mbak, toh saya anak yatim, gak punya uang, saya sering ke masjid dan tiba- tiba ada orang yang ngajak saya ke mesir". setelah dimesir bapak tua itu dipercaya sebagai ketua rombongan haji, so berarti uda haji berkali - kali bapak tua yang sempat saya remehkan ini.
dalam perjalanan bapak tua ini lah yang banyak bercerita daripada saya. mulai dari agama islam yang mulai terpecah belah, karena banyak paham - paham yang baru yang tidak sesuai dengan ajaran Rasul. cerita tentang banyak suami yang meninggalkan istri (tapi tidak bagitu mengerti karena belum punya suami haha), dan cerita yang paling saya dengarkan adalah tentang mahasiswa yang ngekos ataupun ngontrak dan sering membawa lawan jenis ke kosnya. Wajah bapak ini tampak prihatin melihat kelakuan anak2 seperti itu. "boleh mbak berteman dengan banyak cowok, tapi nanti jodoh sudah ada yang ngatur, jaga kehormatan" nasehat bapak tua itu, yang mungkin sedikit membuat saya berpikir. "mbak sekarang tugasnya cuma belajar, orangtua senang kalo mbak bisa lulus cepat" kata bapak tua itu. disitu saya benar - benar tersinggung dan menangis.
"mbak bisa baca Al-quran ?", tanya bapak tua itu. "bisa pak", jawab saya. "bisa tafsir juga mbak?, tanyak bapak lagi. "belum pak", kata saya. "nah mbak gimana bisa perbaiki akhlak mbak kalo gak paham Al quran? mbak tau sekarang salahnya dimana" kata bapak tua itu. nah itu mungkin sedikit percakapan yang sampai sekarang saya pikirkan. dari sekian banyak nasehat dari pak tua itu bapak tua itu lebih menekankan pada akhlak anak dan tanggung jawab kepada orang tua. mungkin bapak tua itu tahu, kalau saya banyak dosa dari kedua itu :(
pelajaran yang dapat di ambil dari cerita diatas adalah jangan pernah meremehkan orang baik tua maupun muda dan mulailah berkomunikasi dengan orang - orang baru, karena ilmu dan hidayah tidak tahu asal mulanya. sungguh banyak pelajaran yang dapat saya ambil dari bapak yang mungkin berusia 70an tahun dan belum bisa saya tuliskan semua disini. terima kasih pak haji :)
Yuhuuu
ReplyDeleteAda nasehat jangan naik gunung lagi sama lawan jenis gak?
ReplyDeleteGak ada op, tapi itu sudah tersirat wkwk
DeleteLuar biasa sekali cut diskusinya. Ayo belajar tafsir..
ReplyDeletesiap belajar, insyaallah :")
DeleteThis comment has been removed by the author.
Delete